SKEMA
KASUS IRMA (IA)
Fase
I: Pembukaan
a. Konselor
menyambut kedatangan konseli.
b. Konselor
berjabat tangan dengan konseli kemudian mempersilahkan konseli duduk.
c. Sebelum
masuk pada penjelasan masalah konselor mengajak konseli untuk bicara basa-basi.
d. Konselor
menjelaskan alasan konseli dipanggil ke ruang BK.
e. Konselor
mempersilahkan konseli mengungkapkan masalahnya.
Fase
II: Penjelasan Masalah
Irma ingin meninggalkan rumah karenaa ibunya sedang
dekat dengan seorang duda dan berencana untuk menikah lagi.
Fase
III: Analisis Masalah
A. Asal-usul
masalah
a.
Ayah Irma meninggal sejak 3 tahun yang
lalu karena kanker paru-paru
b.
Ibunya akan menikah lagi
B. Unsur-unsur
yang tidak pokok & tidak pokok
a.
Unsur-unsur pokok
·
Ayah meninggal
·
Ibunya akan menikah lagi
·
Nenek Irma menyetujui ibunya menikah
lagi
·
Bibi tidak memiliki anak
·
Pengganti ayah (duda memilki 3 anak
orang dewasa & 2 cucu
b.
Unsur-unsur tidak pokok
·
Irma anak tunggal
·
Irma siswi kelas II SMA
·
Ibu Irma bekerja sebagai tenaga cuci
& gosok di laundry
·
Irma bercita-cita melanjutkan studi di
UGM
C. Siapa-siapa
yang terlibat
a.
Irma
b.
Ayah
c.
Ibu
d.
Nenek
e.
Duda yang memiliki 3 anak & gosok di
laundry
f.
Bibi
D. Perasaan
dan pikiran konseli
a.
Perasaan
·
Sedih karena ayahnya meninggal
·
Sedih bercampur marah karena ibunya akan
menikah lagi
·
Kecewa pada neneknya yang menyetujui
pernikahan ibunya
·
Takut kalau ibunya lebih sayang dengan
anak bawaan pengganti ayahnya
·
Bingung mau tinggal dengan ibu atau
bibinya
b.
Pikiran
·
Kalau sudah menikah ibunya tidak sayang
lagi dengan Irma
·
Ayah tiri itu jahat
·
Ibu egios
Fase
IV: Penyelesaian Masalah
a. Penyebab: Irma
berpandangan kalau orang tua tiri jahat
b. Perubahan pandangan
& sikap yang diperlukan
1. Irma
mendapat kasih sayang lagi dari seorang ayah
2. Irma
akan tetap mendapat kasih sayang dari ibunya
3. Pengganti
ayah dapat membantu perekonomian keluarga
4. Tidak
semua ayah tiri jahat
c. Tindakan yang perlu diambil
1. Menyetujui
pernikahan ibunya
2. Meminta
maaf kepada ibu dan nenek atas sikapnya selama ini
3. Menrima
keluarga baru
4. Berusaha
untuk tetap tinggal dirumah untuk menyesuiakan diri dengan keluarga baru
Fase
V: Penutup
a. Konselor meminta konseli untuk meringkas dari
awal sampai akhir pembicaraan
b. Konselor meminta konseli untuk menegaskan
keputusannya lagi
c. Konselor memberikan dukungan kepada konseli
d. Konselor menawarkan bantuannya bila kelak timbul
persoalan baru lagi
Fase
I: Pembukaan
1.
Ki: Selamat siang bu...
2.
Ko: Selamat siang, oh Irma mari masuk,
silahkan duduk.
3.
Ki: Terimakasih bu.
4.
Ko: Gimana kabarmu hari ini? (PHT)
5.
Ki: Baik bu, maaf ada apa ibu memanggil
saya?
6.
Ko: Begini Irma, akhir-akhir ini ibu
perhatikan perilaku kamu berubah, kamu tampak murung dan nilai hasil prestasi
belajarmu menurun, apakah ada sesuatu yang membebanimu?
7.
Ki: Tidak apa-apa bu..(sambil menunduk)
8.
Ko: Irma mengatakan tidak apa-apa
tetapi mengapa Irma murung?
(konfrontasi)
9.
Ki: Mmmm...iya bu, sebenarnya ada
10.
Ko: Kalau Irma tidak keberatan Irma
dapat menceritakan kepada ibu
Fase II: Penjelasan
Masalah
11. Ki: Terimakasih bu,
tapi saya bingung
12. Ko:
Bingung...(pengulangan satu-dua kata)
13. Ki: Saya bingung
mau memulai dari mana.
14. Ko: Irma tidak
perlu bingung, Irma bisa memulai dari mana saja sesuka Irma. Coba jelaskan apa
yang kiranya membebanimu. (ajakan untuk memulai)
15. Ki: begini bu, saya
tidak betah dirumah
16. Ko: Oh begitu (penerimaan)
// Jadi Irma mulai tidak betah dirumah. (refleksi perasaan restatement)
17. Ki: Iya bu.
18. Ko: Kalau ibu boleh
tahu, apa yang membuatmu tidak betah dirumah? (PHT)
19. Ki: Nah itu dia bu,
belum lama ayah meninggal ibu sudah dekat dengan seorang pria
20. Ko:
Emmm...(penerimaan) // Sepertinya kamu tidak suka kedekatan ibumu dengan seorang pria, benar begitu?
(klarifikasi perasaan)
21. Ki: Iya bu, saya
tidak suka ibu dekat dengan pria itu!
22. Ko:
Hmmm...(penerimaan) // Apakah ada sesuatu hal sampai kamu tidak suka ibumu
berhubungan dengan pria itu? (PHT)
23. Ki: Iya, pria itu
seorang duda.
24. Ko: Lalu...
(permintaan untuk melanjutkan)
25. Ki: lalu ibu
berencana mau menikah lagi.
26. Ko: nampaknya kamu
kecewa dengan keputusan ibumu yang mau menikah lagi, benar begitu? (klarifikasi
perasaan)
27. Ki: Benar bu,
pernah sekali karena sangat kecewa saya pergi dan tinggal ditempat bibi.
28. Ko: Emmm iya
ya...(penerimaan) // Apa masih ada hal yang membebanimu? (PHT)
29. Ki: Tidak bu
Fase III: Analisis Masalah
30. Ko : Biaklah Irma,
mari kita sekarang meninjau permasalahanmu. (Pemberian struktur) // Kalau ibu
boleh tau, apa Irma sangat menyayangi ayah ? (PHT)
31. Ki : Iya bu, ayah
juga sangat sayang kepada saya.
32. Ko : Iya.. ya..
(Penerimaan) // Lalu ... (Permintaan untuk melanjutkan)
33. Ki : Lalu seandainya
ayah tidak sakit kanker paru-paru mungkin saat ini ayah masih ada.
34. Ko : Jadi kanker
paru-paru itu yang menyebabkan ayahmu meninggal. (Refleksi pikiran restatement)
35. Ki : Iya bu,
semenjak itu saya tidak pernah mendapat kasih sayang ayah.
36. Ko : Irma merasa
sedih karena tidak lagi mendapat kasih sayang dari ayah (Reflkesi perasaan
parafrase)
37. Ki : Iya bu, tidak
ada yang bisa mneggantikan ayah.
38. Ko : Irma menganggap
tidak ada yang bisa menggantikan posisi ayah di rumah. (Reffleksi pikiran
parafrase)
39. Ki : Maka dari itu
bu, saya tidak mau ibu menikah lagi.
40. Ko : Ya, Ibu
memahami apa yang kamu rasakan. (Penerimaan)
41. Ki : Apalagi pria
yang dekat dengan ibu sekarang ini, dia kaya pemilik kebun salak dan dia baik
lagi, tapi ..
42. Ko : Tapi ...
(permintaan untuk melanjutkan)
43. Ki : Tapi dia
seorang duda yang mempuyai 3 orang anak dan 2 orang cucu.
44. Ko : Sepertinya
kamu tidak suka dengan pria itu karena memiliki 3 orang anak dan 2 orang cucu,
benar begitu ? (Klarifikasi perasaan)
45. Ki : Iya bu,
jangan-jangan kalau ibu menikah nanti ibu lebih sayang dengan 3 anak dan 2
orang cucu dari pria itu.
46 : Ko : Mm..
(Penerimaan) // Jadi Irma takut setelah ibu menikah, ibu tidak sayang lagi kepada
Irma. (Refleksi perasaan parafrase)
47. Ki : Iya, sudah
saya kehilangan kasih sayang ayah, sekarang mau kehilangan kasih sayang ibu
juga.
48. Ko : Ya.. ya.. Ibu
mengerti. (Penerimaan)
49. Ki : Apalagi
nenek..
50. Ko : Ada apa dengan
nenekmu ? (PHT)
51. Ki : Nenek sangat
menyetujui pernikahan ibu.
52. Ko : Jadi kamu
kecewa dengan nenek karena menyetujui pernikahan ibumu. (Refleksi perasaan
parafrase)
53. Ki : Iya bu,
alasannya sih bisa membantu biaya hidup keluarga dan saya dapat melanjutkan di
UGM sesuai dengan cita-cita saya.
54. Ko : Jadi alasan
nenek menyetujui pernikahan ibu agar bisa membantu biaya hidup keluarga dan
kamu dapat melanjutkan di UGM sesuai dengan cita-citamu. (Refleksi pikiran
restatement)
55. Ki : Iya bu, mereka
egois tidak mau mengerti keinginan saya, maka dari itu saya sudah 2 minggu ini
mendiamkan ibu.
56. Ko : Kamu
mengatakan sudah 2 minggu ini mendiamkan ibumu dan nenekmu, kamu juga
mengatakan kalau kamu tidak mau kehilangan kasih sayang dari ibumu. Ini kiranya
bagaimana ? (Konfrontasi)
57. Ki : Iya bu, tapi
sulit bagi saya untuk menerima keputusan ibu menikah lagi.
58.Ko : Tadi kamu
mengatakan bahwa kamu tidak menerima keputusan ibumu untuk menikah lagi. Apakah
mungkin kamu takut kehilangan kasih sayang ibu dengan kehadiran ayah ditambah
saudara tirimu. Bagaimana menurutmu ? (Interpretasi)
59. Ki : Benar bu.
60. Ko : Baiklah Irma,
apakah masih ada yang ingin kamu ungkapkan ? (PHT)
61. Ki : Iya bu, selain
itu orang tua tiri itu jahat.
62. Ko : Sepertinya
kamu memiliki pandangan bahwa ayah tirimu jahat, benar begitu ? (Klarifikasi
pikiran)
63. Ki : Benar bu, maka
dari itu lebih baik saya tinggal dengan bibi saja, pasti bibi senang.
64. Ko : Senang ..
(Pengulangan satu-dua kata)
65. Ki : Iya bu, soalnya
bibi tidak memiliki anak.
66. Ko : O ya.. ya..
(Penerimaan) // Apakah ada hal yang ingin kamu ungkapkan lagi ? (PHT)
67. Ki : Tidak bu.
68. Ko : Baiklah Irma,
perasaan takut, marah dan kecewa yang kamu rasakan sehingga kamu ingin pergi
dari rumah kiranya bersumber pada ibu yang akan menikah dengan seorang duda
yang memiliki 3 orang anak dan 2 orang cucu serta pada pandangan yang kamu
miliki bahwa setiap orang tua tiri itu jahat, kamu juga takut kehilangan kasih
sayang dari ibumu. Kiranya demikian ? (Diagnosis)
69. Ki : Benar sekali
bu.
Fase IV: Peneyelesaian Masalah
70. Ko : Baiklah sebelum kita berbicara lebih lanjut
ibu akan meringkas terlebih dahulu apa yang Irma katakan. Tadi Irma mengatakan
bingung karena tidak betah tinggal di rumah karena ibu dekat dengan seorang
pria dan berencana menikah dalam waktu dekat ini. Irma juga takut kalau ibu
lebih sayang dengan 3 anak dan 2 orang cucu dari pria itu. Setelah menikah
nanti Irma juga memiliki pandangan bahwa orang tua tiri itu jahat. Ini juga membuat
Irma pergi dari rumah dan tinggal dengan bibi. Benar demikian Irma ? (Ringkasan)
71. Ki : Benar bu
72. Ko : Tadi Irma mengatakan kalau ayah tiri itu
jahat tapi kamu juga mengatakan kalau sebenarnya pria itu baik, ini kiranya
bagaimana ? (Konfrontasi)
73. Ki : Ya kalau pada kenyataan yang saya lihat
sekarang dia memang baik sekali, ibupun juga sangat menyayanginya hanya saja
saya takut kalau setelah menikah nanti dia menjadi jahat.
74. Ko : Irma takut setelah ibu menikah nanti pria
itu tidak baik lagi kepada keluargamu. (Refleksi perasaan restatement)
75. Ki : Iya
bu, kalau ibu sampai menikah saya akan pergi dari rumah saja !
76. Ko : Maaf ya Irma, ibu tidak setuju dengan
keputusanmu unutk pergi dari rumah, sebab itu tidak akan menyelesaikan masalah.
(Penolakan)
77. Ki : Ya mau gimana lagi bu, saya pergi paling
juga ditempat bibi.
78. Ko : Begini saja, sekarang Irma lihat keuntungan
dan kerugian kalau Irma tinggal dengan ibu dan anggota keluarga baru, kemudian
Irma juga melihat keuntungan dan kerugian bila Irma tingga dengan bibi.
(Penyelidikan)
79. Ki : Kalau keuntungan saya tinggal dengan ibu
saya senang saya bisa satu rumah dengan
ibu, memiliki penggantin ayah yang sayang dengan saya serta memiliki saudara
baru dan pengganti ayah dapat membantu perekonomian keluarga, selain itu saya dapat
melanjutkan studi di UGM. Sedangkan kerugiannya, ibu pasti juga akan sayang
kepada anak dan cucu dari pria itu.
80. Ko : Lalu .. (Permintaan untuk melanjutkan)
81. Ki : Kalau keuntungan dengan bibi, saya pasti
disayang oleh bibi karena bibi tidak memiliki anak, sedangkan kerugiannya saya
justru kurang dapat kasih sayang dari ibu dan saya juga tidak satu rumah dengan
ibu.
82. Ko : Bagus, Irma bisa melihat keuntungan dan
kerugia dari masing-masing pilihan Irma. (Umpan balik)
83. Ki : Sebenarnya sejak ayah meninggal memang
perekonomian di keluarga kami kurang bu.
84. Ko : Lalu ... (Permintaan untuk melanjutkan)
85. Ki : Lalu harapan saya pengganti ayah
benar-benar bisa membuat kami bahagia dan saya juga dapat melanjutkan studi di
UGM.
86. Ko : Bagus Irma, Ibu senang dengan Irma yang
membuka diri buat orang lain. (Umpan balik) // Tidak semua ayah tiri jahat,
hanya saja pandangan itu sudah melekat pada pandangan banyak orang. (Pemberian
informasi)
87. Ki : Iya bu, saya akan mencoba menerima
kehadiran anggota keluarga baru.
88. Ko : Lalu tekadmu untuk membuka diri kepada
pengganti ayah bersumber pada keinginanmu untuk bisa melanjutkan studi di UGM,
dapat juga berpangkal pada keinginanmu untuk membuat ibumu senang. Mana kiranya
yang mendorongmu ? (Penyajian alternatif)
89. Ki : Ya kalau yang utama saya ingin melihat ibu
senang. Tapi bu..
90. Ko : Tapi apa Irma ? (PHT)
91. Ki : Bagaimana dengan saudara baru saya nanti ?
92. Ko : Maksud Irma ? (PHT)
93. Ki : Begini bu, apa ibu akan tetap sayang kepada
saya ?
94. Ko : Setiap orang tua pasti akan menyayangi
anaknya, dan bila ada keluarga baru ibu pasti akan membagi kasih sayangnya dengan
adil untuk anaknya. (Pemberian informasi)
95. Ki : Begitu ya bu, kalau begitu saya ingin tetap
tinggal dengan ibu.
96. Ko : Baiklah Irma. (Umpan balik) // Sekarang
tindakan apa yang ingin kamu lakukan ? (PHT)
97. Ki : Saya akan mencoba berbicara dengan ibu dan
nenek untuk menjelaskan mengapa sikap saya yang seperti ini dan saya juga akan
menyetujui ibu menikah lagi serta menerima keluarga baru dengan sedikit
penyesuaian diri.
98. Ko : Bagus itu Irma. (Umpan balik) // Tapi kalau
ibu boleh usul ada baiknya juga kalau Irma meminta maaf kepada ibu dan nenek.
(Usul)
99. Ki : Ow.., pastinya bu, saya akan minta maaf.
100. Ko : Ya.. ya.. (Penerimaan) // Bagaimana
perasaanmu sekarang Irma ? (PHT)
101. Ki : Saya merasa lebih lega bu.
Fase V: Penutup
102. Ko: Baiklah Irma, sebelum kita mengakhiri
pembicaraan kita ini ibu minta Irma untuk meringkas kembali pembicaraan kita
dari awal sampai akhir.
103. Ki: Baiklah bu, tadi saya datang keruangan ini
karena dipanggil oleh ibu. Tadinya saya tidak mau mneceritakan masalah saya,
tapi karena kesabaran ibu akhirnya saya mau menceritakan kalau saya sedang
bingung, jengkel, marah, dan kecewa karena ibu mau menikah lagi dengan seorang
duda yang memiliki 3 orang anak dan 2 orang cucu. Saya takut kalau ibu lebih
sayang dengan anak dan cucu dari pria itu. Saya juga takut kalau ternyata
pengganti ayah ini jahat. Sehingga saya ingin tinggal dengan bibi. Tetapi setelah
berbicara panjang lebar dengan ibu saya menjadi lebih lega dengan memilih
keputusan saya sendiri. 104. Ko: Baik Irma, kalau begitu ibu minta Irma untuk
menegaskan kembali keputusan Irma.
105. Ki: Saya akan menyetujui ibu untuk menikah lagi
dan menerima pria itu sebagai pengganti ayah dan mnenerima 3 orang anaknya dan
2 cucunya dengan menyesuiakan diri.
106. Ko: Walaupun sedikit susah, yakinlah Irma pasti
bisa bila mau berusaha. (Dukungan)
107. Ki: Iya bu, saya akan berusaha. Terimakasih
banyak atas bantuannya ya bu.
108. Ko: Iya Irma, kalau kamu mengalami kesulitan
lagi ibu siap membantumu.
109. Ki: Kalau begitu saya pamit untuk kembali ke
kelas lagi bu. Selamat siang..
110: Ko: Selamat siang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar