Selasa, 16 Agustus 2016

Anestesi Perut




A.     IDENTITAS
No RM                         :   166399
Tanggal Masuk         :   18 Desember 2006
Tanggal Operasi       :   20 Desember 2006

Nama Pasien            :   Mulyo Arifin
Alamat                        :   Sosoran RT/RW 02/06, Candimulyo, Temanggung
Umur                           :   17 tahun 
Jenis Kelamin           :   L/P 
Suku Bangsa             :   Jawa    
Pekerjaan                   :   Pelajar
Status Pernikahan    :   Menikah/Belum Menikah
Berat Badan               :   52 kg 
Tinggi Badan             :   168 cm 

B.    ANAMNESIS
Autoanamnesa dan pemeriksaan fisik tanggal 19 Desember 2006, pukul 13.20 WIB.

Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke IGD kemarin sore dengan keluhan sakit di perut kanan bawah. Nyeri dirasakan sejak kemarin pagi. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat jika berjalan, batuk, atau mengejan. Nyeri berkurang jika tiduran dengan kaki sedikit ditekuk. Nyeri disertai mual, demam, nafsu makan menurun. Os juga merasakan BAB cair sebanyak 14 kali dalam satu hari dalam jumlah yang sedikit, warna kuning, tanpa disertai lendir atau darah, dan tidak disertai nyeri saat sebelum atau sesudah BAB. Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-), warna kencing jernih kekuningan. Saat ini, setelah mendapatkan pengobatan, nyeri dan mual sudah berkurang. BAB cair (-), demam (-).


Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma (-), riwayat operasi sebelumnya (-), riwayat asthma (-), riwayat menderita flek/tuberculosis (-), riwayat penyakit jantung (-), riwayat penyakit hati (-), riwayat gagal ginjal  (-), riwayat hipertensi/darah tinggi (-), riwayat diabetes mellitus/kencing manis (-), riwayat alergi terutama obat (-), riwayat gangguan perdarahan (-).

Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat alergi/atopik (-), riwayat penyakit jantung (-), riwayat hipertensi/darah tinggi (-), riwayat diabetes mellitus/kencing manis (-), riwayat asthma (-).

C.    PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1.  Keadaan Umum  Baik 
     Kesadaran Compos mentis, GCS 15 (E4V5M6)

2.  Vital Sign
Tekanan Darah           :  110/70 mmHg
Nadi                               :  72 x/menit, reguler, teraba kuat
Respirasi                      :  18 x/menit, reguler, thoraco-abdominal
Suhu                              :  36,2 OC

3.  Kepala
Bentuk/Ukuran            :  Mesocephal/normocephal
Rambut                         :  Hitam, tebal, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata                              :  Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek bulu mata (+)
Mulut                             :  Gigi palsu (-), massa (-), cleft (-)
Bibir                               :  Sianosis (-)

4.  Leher
nll. tidak teraba membesar, gld. thyroid tidak teraba, deviasi trachea (-), JVP tidak meningkat, sikatrik (-), massa (-)

5.  Thorax

Pulmo (Paru)
Cor (Jantung)

Inspeksi


Palpasi


Perkusi

Auskultasi

Gerakan respirasi simetris


Vocal fremitus ka=ki, ketinggalan gerak (-), krepitasi (-), deviasi (-)

Sonor diseluruh lapang paru

Suara dasar (SD) vesikuler, suara tambahan (ST) tdak ada

Ictus cordis tampak pada SIC V LMC sinistra 2 cm medial

Ictus cordis teraba, tidak kuat angkat


Batas jantung dalam batas normal

S1 > S2  reguler murni


6.  Abdomen
Inspeksi                        :  Soeffel, datar, darm contour (-), darm steifung (-), sikatrik (-)
Auskultasi                     :  Peristaltik (+) meningkat, metallic sound (-)
Perkusi                          :  Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi                          :  McBurney sign (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), lien tak teraba, hepar tak teraba, nyeri ketok costovertebra (-)

7.  Ekstremitas
Superior                        :  Gerak aktif (+/+), gerak pasif (+/+), clubing finger (-/-), CR < 2 detik, akral teraba hangat
Inferior                          :  Gerak aktif (+/+), gerak pasif (+/+), clubing finger (-/-), edema tungkai (-/-), CR < 2 detik, akral teraba hangat, psoas sign (+), obturator sign (+)

D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.   Darah Lengkap (Tanggal 19 Desember 2006)
Golongan darah :  O
Hb             :  15,6 g/dl   (>12 g/dl)             AL               :  13,7 ribu/mmk    (4,5-11 ribu/mmk)
Hmt          :  48 %                                       AE               :  5,63 juta/mmk    (4,2-5,4 ribu/mmk)
MCV         :  84 fl           (80-94 fl)              AT               :  330 ribu/mmk     (150-450 ribu/mmk)
MCH         :  28 ρg        (27-32 ρg)           KED I          :  2 mm/jam
MCHC      :  33 %         (>32 %)                KED II         :  7 mm/jam                 
Differential count (E/B/St/Sg/L/M)  :  1/0/0/82/12/5
Gambaran darah tepi : eritrosit normokrom, normisitik. Leukosit normal. Trombosit menyebar.

2.   Fungsi Ginjal (Tanggal 19 Desember 2006)
Ureum      :  29,1 mg/dl     (10-50 mg/dl)
Kreatinin  :  1,08 mg/dl     (0,6-1,2 mg/dl)

3.   Fungsi Hepar (Tanggal 19 Desember 2006)
SGOT        :  21,0 u/l      (<37 u/l)
SGPT        :  14,0 u/l      (<42 u/l)

4.   Fungsi Homeostasis (Tanggal 19 Desember 2006)
Bleeding Time (BT)      :  4’ 45” menit     (1-5 menit)
ClottingTime (CT)         :  2’ 00” menit     (5-8 menit)

5.   Serologi (Tanggal 19 Desember 2006)
Widal        :  Titer O (-), titer H (-)

6.   USG (Tanggal 19 Desember 2006)
Hepar                   :   Besar normal, tepi tajam, parenkim homogen normal.
                                  Vena Porta : Ø 0,8 cm. Vena cava : Ø 1,2 cm.
                                  Vesica Billiaris : Batu (-).
Lien                      :   Ø 8,4 cm, parenkim homogen.
Pancreas             :   Baik.
Ren Dex              :   Besar normal, parenkim inhomogen, batu (-).
Ren Sin                :   Besar normal, parenkim baik, batu (-).
Vesica Urinari    :   Batu (-).
Kesan                  :   nefritis dextra

7.   Foto Thorax (Tanggal 19 Desember 2006)
Besar cor normal, corakan bronchovaskuler tidak meningkat, parenkim paru tenang

E.     STATUS PASIEN
1.   Diagnosis Pasien                   
Pre/Post operasi                    :  Appendisitis akut

2.   Status Operasi                     
Status fisik ASA I

3.   Keadaan Pre Operasi          
Keadaan Umum                    :  Cukup, pasien tenang
Kesadaran                              :  Compos Mentis
Tekanan Darah                      :  110/70 mmHg
Nadi                                          :  76 x/menit, reguler, teraba kuat
Respirasi                                 :  16 x/menit, reguler, thoraco-abdominal
Suhu                                         :  afebris

4.   Premedikasi yang Diberikan
Sulfas Atropin 0,25 mg i.v.
Midazolam (Dormicum®) 2,5mg i.v.

5.   Anesthesi yang Diberikan
Induksi                                     :  Propofol (Recofol®) 100 mg i.v.
                                                     Atracurium Beysilate (Tracrium®) 20 mg i.v.
Pemeliharaan                        :  Halothane (anestesi), N2O (analgetik), O2

6.   Prognosis Anesthesi
Status fisik ASA I, bonam

7.   Keadaan Post Operasi
Keadaan Umum                    :  Cukup
Tekanan Darah                      :  124/82 mmHg
Nadi                                          :  76 x/menit, reguler, teraba kuat
Respirasi                                 :  16 x/menit, reguler, thoraco-abdominal
Suhu                                         :  afebris
Aldrette Score                        :  10
Nyeri (+),  gelisah (+), Menggigil (-), muntah (-), obstruksi respirasi (-),

8.   Terapi yang diberikan
Durante operatinum
Ondansentron (Insentron®) 4 mg i.v.
Ketorolac tromethamine (Toradol®) 30 mg i.v
Infus RL 1 x 400 ml (lanjutan dari bangsal)
Infus Asering 1x 500 ml

Post operasi
Awasi tensi, nadi dan pernafasan tiap ½ jam
Bed rest 24 jam
Tidur dengan ekstensikan kepala
Infus Asering 26 tetes / menit
Tramadol (Toradol®) 30 mg i.v. / 8 jam
Sadar penuh, peristaltik (+), diet bertahap

PRESENTASI KASUS

ANESTESI UMUM PADA
TINDAKAN LAPAROTOMI (APPENDECTOMI) PASIEN MUDA DENGAN STATUS ASA I


Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Kepaniteraan Klinik Bagian Anesthesiologi Dan Reanimasi
di RSUD Djojonegoro Temanggung






Diajukan Kepada:
dr. Uud Saputro, Sp.An



Disusun oleh:
M. Hidayat B. Kusuma
2000 031 0112



SMF ANESTHESIOLGI DAN REANIMASI
RSUD DJOJONEGORO TEMANGGUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH YOGYAKSRTA
2006
LEMBAR PENGESAHAN

ANESTESI UMUM PADA
TINDAKAN LAPAROTOMI (APPENDECTOMI) PASIEN MUDA DENGAN STATUS ASA I


Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Kepaniteraan Klinik Bagian Anesthesiologi Dan Reanimasi
di RSUD Djojonegoro Temanggung




Disusun oleh :
M. Hidayat B. Kusuma
2000 031 0112






Telah dipresentasikan dan disetujui pada:
                                    Hari                 :
                                    Tanggal           :











Mengetahui,
Dokter Pembimbing dan Penguji




(dr. Uud Saputro, Sp.An)

PEMBAHASAN

I.      Kondisi Pasien
Keadaan umum pasien saat datang (18 Desember 2006) kurang baik. Kemudian dilakukan perbaikan keadaan umum. Perbaikan keadaan umum ini bertujuan untuk mengurangi risiko jika dilakukan operasi dan memberikan prognosis pasca operasi yang lebih baik. Perbaikan keadaan umum ini, meliputi:
a.     Pemberian antibiotik dan analgetik
-          Amoxcycillin (Kalmoxillin®) 3 x 1g  i.v.
-          Tramadol (Tradosik®) 3 x 100 mg i.v.
b.     Terapi cairan pengganti kehilangan cairan akibat diare (+ 14 kali dalam sehari, dengan kuantitas sedikit + ½ gelas belimbing setiap kali BAB, tidak mau makan-minum, karena mual).

Kebutuhan
Input
a. Previous water loss (diare)
    14 x ½ gelas belimbing                 875 ml
    (1 gelas belimbing = 250 ml)
b. Insensible water loss (IWL)
15 x 52 ml                                        780 ml
c.  Kehilangan cairan akibat kenaikan suhu
200 (37,5 – 36,8OC) ml                  140 ml
d. Kebutuhan cairan perhari
2 x 52 x 24 ml                                2496 ml
Infus RL : D5 = 1:3, 24 tetes/menit

Total                                                    4291 ml
2304 ml

Pada perkiraan kasar kebutuhan cairan diatas diasumsikan pasien sama sekali tidak makan dan minum dari timbulnya keluhan sampai saat dilakukan follow up.
Pada kasus ini sebaiknya terapi cairan yang diterapkan adalah balans cairan positif. Sisa kekurang cairan tersebut dibantu dengan diet yang diperoleh selama dirawat di RS sebelum operasi.
Indikator rehidrasi yang dilakukan telah tercapai adalah dengan adanya produksi urin antara 0,5-1 ml/kgBB/jam. Akan tetapi observasi produksi urin ini tidak dilakukan, sehingga indikator lain yang dapat digunakan adalah tekanan darah, capillary refill, kekuatan pulsasi nadi. Tekanan darah setelah rehidrasi adalah 110/70 mmHg.

Status fisik pasien setelah diberikan terapi perbaikan keadaan umum sebelum operasi adalah ASA I. Persiapan pre operasi yang dilakukan adalah puasa 8 jam. Terapi cairan yang harus diberikan sebagai pengganti puasa adalah sebagai berikut:

a.     Kebutuhan cairan perjam selama puasa                                          
2 x 52 ml = 104 ml
b.     Cara pemberian menggunakan tranfuset ukuran (1ml = 15 tetes), jadi tetesan permenitnya adalah sebagai berikut:
104 : (15/60) = 26 tetes/menit                                               


II.     Teknik Anestesi
Operasi yang akan dilakukan adalah appendectomi (laparotomi), maka pilihan anestesi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Tipe Operasi
Teknik Anestesi
Abdomen bagian bawah inguinal, perineum, ekstremitas bawah
Anestesi umum, endotrakea
atau spinal
atau blok saraf
atau blok lapangan
atau kombinasi anestesi umum dan konduksi

Pada pasien ini, teknik anestesi yang digunakan adalah kombinasi anestesi umum dan konduksi dengan nafas kendali dengan pipa endotrachea (ET). Sedangkan terapi yang diberikan adalah sebagai berikut:

a.     Premedikasi
Pemberian
Dosis
Pemberian seharusnya
Sulfas Atropin 0,25 mg i.v.

Midazolam (Dormicum®) 2,5mg i.v.
0,01 mg/kgBB i.v.

0,07-0,1 mg/kgBB i.m.
sebagai premedikasi dikombinasikan dengan antikolinergik dan analgetik

2,5 mg i.v. sebagai induksi anestesi
0,52 mg i.v.

3,64-5,2 mg i.m.




2,5 mg i.v.

b.     Induksi
Pemberian
Dosis
Pemberian Seharusnya
Propofol (Recofol®) 100 mg i.v.

Atracurium Beysilate (Tracrium®) 20 mg i.v.
2-3 mg/kgBB i.v.


0,3-0,6 mg/kgBB i.v.
104-156 mg i.v


15,6-31,2 mg i.v

c.     Pemeliharaan anestesi     :  Halothane (anestesi), N2O (analgetik), O2

III.    Terapi Cairan Perioperatif
Pada saat pasien saat sampai ke ruang operasi sisa cairan dalam botol infus (botol kedua) adalah + 400 ml, jadi total cairan pengganti puasa yang sudah masuk adalah + 600 ml. Sedangkan kebutuhan cairan untuk mengganti puasa adalah 2 x 52 x 8 ml = 832 ml. Berarti masih kurang + 232 ml.
Operasi yang akan dilakukan adalah termasuk operasi besar, jadi perkiraan kebutuhan cairan untuk mengganti cairan yang hilang akibat translokasi selama 1 jam pertama pembedahan adalah 8 x 52 x 1 ml = 416 ml





 



















Referensi

1.     Anonim. Pedoman Cairan Infus. Edisi VII, Otsuka Indonesia, Jakarta, 2000.
2.     Dobson, MB. Penuntun Praktis Anestesi. EGC, Jakarta, 1994.
3.     Latief, SA., Suryadi, KA., Dachlan, R. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, FKUI, Jakarta, 2002.
4.     Moeloek, FA., Almatsier, M., Azwar, A. (eds) et.al. MIMS Edisi Bahasa Indonesia. Volume VII, CMP Medica, Jakarta, 2006.
5.     Muhiman, M., Thaib, R., Sunatrio, S. (eds) et.al. Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, FKUI, Jakarta, 1989.
6.     Tjay, TH., Rahardja, K. Obat-Obat Penting. Edisi V. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005.





























                                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar