Selasa, 16 Agustus 2016

FORMAT STUDI KASUS



FORMAT STUDI KASUS

A.    Persiapan dalam menangani klien
B.     Membuat deskripsi klien berdasarkan dari data diri klien, data disekitar klien (latar belakang keluarga, latar belakang kesehatan klien, data mengenai pendidikan, sosialisasinya)
C.     Deskripsi tanda-tanda masalah yang muncul dari klien. Ini dirangkum berdasarkan hubungan data diri maupun sekitar dengan masalah yang dihadapi.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi dan wawancara langsung dengan klien yang bersangkutan. Bila sekiranya data masih kurang, konselor dapat mencari data lagi melalui sumber yang terpercaya seperti keluarga dan teman klien.
D.    Interpretasi data
Konselor menjelaskan apa yang diutarakan oleh klien secara implisit yaitu arti atau makna dari kata-katanya atau perbuatannya. Teknik interpretasi dapat menggali lebih dalam permasalahan klien.
E.     Evaluasi

Studi kasus lebih pada penggunaan observasi dan wawancara. Lebih ditekankan pada wawancara dan observasi karena agar data yang didapat dan dibutuhkan dapat terpenuhi. Jadi antara wawancara dan observasi saling mendukung. Didalam observasi dan wawancara terdapat kekurangan dan kelebihan dalam pengumpulan data.
1.      Wawancara
a         Kelebihan
·         Merupakan teknik yang tepat untuk mengunkap keadaan klien
·         Dapat dilakukan bersamaan pada saat observasi
·         Dapat dilakukan kepada semua klien (anak-anak samapi orang dewasa)
b        Kekurangan
·         Tidak dapat menghemat waktu
·         Sangat bergantung kepada kesediaan klien memberikan ungkapannya
·         Sebagai pewawancara harus menguasai cara berbicara yang tepat dan baik sehingga klien bisa merasa nyaman dengan pewawancara.
2.      Observasi
a   Kelebihan
·      Dapat langsung melihat kegiatan klien
·      Merupakan pengumpulan data yang murah
·      Ada data penting yang tidak bisa diperoleh dengan teknik angket atau interview, tapi dengan ini mudah didapat.
b    Kekurangan
·      Memungkinkan terjadi ketidakwajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi
·      Ada data yang tidak terungkap
·      Membutuhkan waktu yang lama




















Berdasarkan Teori

            Menurut Burges, studi kasus adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci.
Menurut Vredenbregt (1987) dan Ary (1982) sifat studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutahan (wholeness) dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keselurahan yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah untuk memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

            Menurut Winkel (Edisi revisi:284) wawancara informasi adalah alat  pengumpul data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Berlangsunglah pertemuan tatap muka antara petugas bimbingan (inteviewer) dan siswa tertentu (interviewee). Selama pertemuan itu petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, minta penjelasan atas berbagai jawaban yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
            Dalam modul dikatakan bahwa observasi adalah tindakan yang mencatat fenomena yang sering menggunakan sejumlah instrumen dan merekamnya bagi tujuan-tujuan ilmiah.
           













DAFTAR PUSTAKA

WINKEL
modul

Tidak ada komentar:

Posting Komentar