FORMAT
STUDI KASUS
A.
Persiapan dalam menangani klien
B.
Membuat deskripsi klien berdasarkan dari
data diri klien, data disekitar klien (latar belakang keluarga, latar belakang
kesehatan klien, data mengenai pendidikan, sosialisasinya)
C.
Deskripsi tanda-tanda masalah yang
muncul dari klien. Ini dirangkum berdasarkan hubungan data diri maupun sekitar
dengan masalah yang dihadapi.
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan observasi dan wawancara langsung dengan klien yang
bersangkutan. Bila sekiranya data masih kurang, konselor dapat mencari data
lagi melalui sumber yang terpercaya seperti keluarga dan teman klien.
D.
Interpretasi data
Konselor
menjelaskan apa yang diutarakan oleh klien secara implisit yaitu arti atau
makna dari kata-katanya atau perbuatannya. Teknik interpretasi dapat menggali
lebih dalam permasalahan klien.
E.
Evaluasi
Studi
kasus lebih pada penggunaan observasi dan wawancara. Lebih ditekankan pada
wawancara dan observasi karena agar data yang didapat dan dibutuhkan dapat
terpenuhi. Jadi antara wawancara dan observasi saling mendukung. Didalam
observasi dan wawancara terdapat kekurangan dan kelebihan dalam pengumpulan
data.
1.
Wawancara
a
Kelebihan
·
Merupakan teknik yang tepat untuk
mengunkap keadaan klien
·
Dapat dilakukan bersamaan pada saat
observasi
·
Dapat dilakukan kepada semua klien
(anak-anak samapi orang dewasa)
b
Kekurangan
·
Tidak dapat menghemat waktu
·
Sangat bergantung kepada kesediaan klien
memberikan ungkapannya
·
Sebagai pewawancara harus menguasai cara
berbicara yang tepat dan baik sehingga klien bisa merasa nyaman dengan
pewawancara.
2.
Observasi
a Kelebihan
·
Dapat langsung melihat kegiatan klien
·
Merupakan pengumpulan data yang murah
·
Ada data penting yang tidak bisa
diperoleh dengan teknik angket atau interview, tapi dengan ini mudah didapat.
b Kekurangan
· Memungkinkan
terjadi ketidakwajaran apabila yang diobservasi mengetahui bahwa dirinya sedang
diobservasi
· Ada
data yang tidak terungkap
· Membutuhkan
waktu yang lama
Berdasarkan Teori
Menurut Burges, studi kasus adalah
pendekatan yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
rinci.
Menurut
Vredenbregt (1987) dan Ary (1982) sifat studi kasus ialah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk mempertahankan keutahan (wholeness) dari obyek, artinya
data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu
keselurahan yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah untuk memperkembangkan
pengetahuan yang mendalam mengenai obyek yang bersangkutan yang berarti bahwa
studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan
deskriptif.
Menurut Winkel (Edisi revisi:284)
wawancara informasi adalah alat pengumpul
data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan.
Berlangsunglah pertemuan tatap muka antara petugas bimbingan (inteviewer) dan
siswa tertentu (interviewee). Selama pertemuan itu petugas bimbingan mengajukan
pertanyaan, minta penjelasan atas berbagai jawaban yang diberikan dan membuat
catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
Dalam modul dikatakan bahwa
observasi adalah tindakan yang mencatat fenomena yang sering menggunakan
sejumlah instrumen dan merekamnya bagi tujuan-tujuan ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
WINKEL
modul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar